1 September 2022

Kecerdasan Buatan & Data Analitik untuk Profesi Hukum di Era Digital

Pandemi Covid-19 yang terjadi secara global menciptakan permasalahan tersendiri bagi pelaku profesi hukum, khususnya yang berperan sebagai in house corporate legal pada perusahaan. Berbagai tim hukum di perusahaan-perusahaan besar dunia memang melaporkan adanya peningkatan beban kerja sejak pandemi dengan kenaikan paling terbesar datang dari urusan ketenagakerjaan (44%), peraturan dan hubungan pemerintahan (42%) serta risiko hukum dan kepatuhan (39%).

Meningkatnya beban kerja tersebut disebabkan oleh transformasi digital yang mendorong perusahaan melakukan perubahan-perubahan strategis dalam bisnis mereka. Pergeseran strategi bisnis juga diikuti oleh perubahan kebijakan internal perusahaan. Sementara dari sisi eksternal, banyak peraturan pemerintah dibuat khusus sebagai payung hukum bisnis digital.

Bisnis digital juga memunculkan risiko-risiko baru di bidang hukum seperti data security dan data privacy. Selain itu, jumlah pemangku kepentingan yang harus dikelola oleh tim legal risk and compliance juga ikut bertambah.

Adanya peningkatan beban kerja tersebut ternyata menimbulkan kendala bagi tim legal perusahaan. Penyebabnya, peningkatan beban kerja tidak diimbangi bertambahnya jumlah karyawan untuk tim hukum. Oleh karenanya, banyak di antara para pengambil keputusan, yakni level manajer divisi legal, melimpahkan beban kerja tersebut pada pihak ketiga seperti firma hukum / kantor advokat.

Perkembangan teknologi digital sebenarnya telah memberikan solusi bagi masalah tersebut. Sejumlah teknologi terbaru diciptakan untuk mempermudah dan mengurangi beban kerja para penasehat hukum perusahaan. Namun, berdasarkan riset Gartner, perusahaan konsultan teknologi informasi dan komunikasi asal Amerika Serikat, penggunaan teknologi di kalangan tim legal perusahaan masih sangat rendah. Sebagian besar pekerjaan legal masih dilakukan secara manual. 

Baca Juga: Review Windows 11: Sistem Operasi terbaik untuk Hybrid Working

Solusi Apa Saja yang Tersedia?

Perkembangan teknologi kecerdasan buatan dan data analitik memberi harapan baru bagi profesi hukum. Teknologi kini dapat meningkatkan akurasi pengambilan keputusan yang sebelumnya sangat bergantung pada intuisi, analisa personal, dan keterbatasan informasi. Lantas, secara konkrit apa saja pekerjaan legal perusahaan yang dapat diotomatisasi oleh mesin? Berikut ini contoh beberapa teknologi tersebut.

  • Entity managementTools ini menyediakan data akurat yang berisi informasi tentang para pemangku kepentingan mulai dari pemegang saham, direktur. Tools ini juga secara otomatis menyusun draft resolusi yang dapat menghemat waktu saat harus melakukan legal drafting.
  • End to end contract managementTools ini dapat menghemat banyak waktu dengan mengotomatisasi pembuatan draft kontrak, mengedit draft dan version control, tanda tangan digital serta melakukan review dan menganalisis hingga mengutip klausul-klausul tertentu dalam kontrak. Bahkan tools ini mampu memvisualisasi komponen-komponen dalam kontrak.
  • E-discoveryTools ini diperuntukan bagi pekerjaan uji kelayakan, review dokumen dan analisa segmentasi data.
  • E-discovery exploratory data analysis. Fungsinya untuk membantu mengidentifikasi informasi-informasi yang berkaitan dengan kasus hukum tertentu.
  • Contract exploratory data analysis. Fungsinya untuk mengotomatisasi ekstraksi data agar penyimpanan data bisa lebih terorganisir, terklasifikasi sesuai elemen utama dalam kontrak bisnis seperti tanggal, kata kunci, nilai dan entitas yang terlibat.
  • Analisa risiko dalam kontrak. Teknologi ini menggunakan identifikasi pola dan analisis linguistik untuk menemukan bahasa yang ambigu, ketentuan yang hilang atau klausul dan persyaratan yang memiliki potensi risiko hukum.

Salah satu kelemahan utama yang ada pada berbagai tim legal perusahaan adalah pengetahuan teknologi yang sangat minim. Untungnya, sekian teknologi AI dan data analitik yang tersedia di pasar tidak membutuhkan kemampuan coding atau membutuhkan kemampuan yang relatif rendah.

Keuntungan Mengintegrasikan Teknologi dalam Pekerjaan Legal

Secara umum, kehadiran teknologi dapat menghemat waktu dan meringankan beban kerja para profesional bidang hukum. Namun, sebenarnya ada banyak keuntungan lain yang diperoleh dengan mengadopsi teknologi. Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Meminimalisir Human Error

Dalam pekerjaan legal, menulis dokumen legal merupakan salah satu pekerjaan utama. Dengan penggunaan AI dan data analitik, potensi error dalam penulisan dokumen legal jadi semakin berkurang. Selain itu, format dokumen juga jadi lebih baik untuk dipresentasikan pada para pemangku kepentingan.

  • Fokus Meningkatkan Kualitas

Kualitas seorang legal dapat diukur dari bagaimana nasihat hukum yang diberikan, baik itu terkait kontrak, aksi korporasi seperti merger dan akuisisi hingga proses litigasi. Dengan mengeliminasi pekerjaan administratif yang memakan waktu, fokus bisa lebih diarahkan pada pekerjaan yang strategis tersebut.

Baca Juga: 7 Contoh Penggunaan IoT yang Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia

  • Menyeimbangkan Kerja dan Kehidupan Personal

Seperti telah disinggung pada awal artikel, tantangan yang muncul di era pandemi adalah meningkatnya beban kerja para corporate lawyer. Dengan penggunaan teknologi yang dapat menghemat banyak waktu kerja, kualitas hidup para pekerja hukum juga dapat meningkat dan mengurangi kebosanan akibat kerja administrasi yang repetitif dan monoton.

  • Kepuasan Client

Pada akhirnya, kepuasan pemilik perusahaan merupakan objektif utama pekerjaan corporate legal. Hal tersebut dapat dicapai seiring meningkatnya kualitas produk yang dihasilkan para pekerja legal.

Demikianlah ulasan mengenai teknologi kecerdasan buatan dan data analitik serta perannya bagi profesi hukum. Untuk mengaplikasikan sekian teknologi tersebut, pastikan untuk mempertimbangkan sejumlah hal seperti kesesuaian dengan anggaran, maintenance dan kemudahan dalam operasional. Semoga informasi ini bermanfaat.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya