28 November 2023

Strategi Efektif dalam Mengelola Breakdown Maintenance

Pemeliharaan atau maintenance merupakan faktor penting dalam dunia industri. Supaya perusahaan mampu memproduksi barang secara konsisten, maka perusahaan perlu melakukan pemeliharaan yang baik dan teratur pada mesin-mesin maupun peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Terdapat berbagai jenis maintenance yang bisa dilakukan perusahaan untuk memelihara mesin dan peralatan yang dimiliki, salah satunya yakni breakdown maintenance. Pada artikel ini, akan dibahas lebih dalam mengenai breakdown maintenance, meliputi pengertian, alur kerja, jenis, contoh, dan strategi efektif dalam mengelola breakdown maintenance.


Apa Itu Breakdown Maintenance?


Breakdown maintenance adalah jenis pemeliharaan atau maintenance yang dilakukan setelah peralatan atau mesin mengalami kerusakan. Pemeliharaan ini dilakukan untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi dan mengembalikan peralatan atau mesin ke kondisi semula agar dapat beroperasi kembali. Dengan begitu, kegiatan operasional maupun proses produksi dapat dilanjutkan tanpa banyak waktu terbuang.


Breakdown maintenance sering disebut juga sebagai pemeliharaan reaktif karena dilakukan setelah kerusakan terjadi. Pemeliharaan ini umumnya dilakukan untuk peralatan atau mesin yang cenderung mudah untuk diperbaiki karena mesin tersebut terdiri atas komponen yang mudah ditemukan. Selain itu, breakdown maintenance juga sering dilakukan untuk mengganti komponen yang memang memiliki life-span pendek, misalnya seperti baterai.


Breakdown maintenance biasanya juga sering dikaitkan dengan preventive maintenance, yang merupakan pemeliharaan yang dilakukan sebelum mesin atau peralatan mengalami kerusakan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah. Biasanya, preventive maintenance cenderung diterapkan pada mesin atau peralatan yang lebih rumit dan lebih membutuhkan perawatan ekstra serta pemeriksaan secara rutin.


Alur Kerja Breakdown Maintenance


Alur kerja breakdown maintenance dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu:


1. Identifikasi kerusakan


Tahap pertama dari alur kerja breakdown maintenance adalah mengidentifikasi kerusakan yang terjadi pada peralatan atau mesin. Identifikasi kerusakan dapat dilakukan dengan cara inspeksi visual, pemeriksaan dengan alat tertentu, atau pengujian.


2. Analisis penyebab kerusakan


Setelah kerusakan teridentifikasi, tahap yang kedua yaitu melakukan analisis penyebab kerusakan. Analisis penyebab kerusakan perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan serupa terjadi di masa mendatang.


3. Perbaikan kerusakan


Setelah penyebab kerusakan diketahui, langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan kerusakan. Perbaikan kerusakan dapat dilakukan dengan mengganti komponen yang rusak, memperbaiki komponen yang rusak, atau melakukan penyetelan pada peralatan atau mesin.


4. Pengujian pasca perbaikan


Setelah perbaikan selesai dilakukan, tahap yang terakhir yakni melakukan pengujian pasca perbaikan. Pengujian pasca perbaikan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa peralatan atau mesin dapat beroperasi kembali dengan normal.


Baca juga: Smart Manufacturing sebagai Solusi Masalah Kompleks Perkembangan Zaman


Jenis Breakdown Maintenance


Breakdown maintenance dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:


1. Unscheduled breakdown maintenance


Unscheduled breakdown maintenance adalah jenis breakdown maintenance yang dilakukan secara tidak terjadwal. Pemeliharaan ini dilakukan ketika peralatan atau mesin mengalami kerusakan secara tiba-tiba. Jenis breakdown maintenance ini adalah yang paling umum ditemukan di suatu perusahaan atau industri.


2. Scheduled breakdown maintenance


Scheduled breakdown maintenance adalah jenis breakdown maintenance yang sudah dijadwalkan atau direncanakan. Hal ini terjadi karena perusahaan sudah menduga bahwa mesin atau peralatan yang digunakan mungkin akan mengalami kerusakan tidak lama lagi. Oleh karena itu, perusahaan bisa menjadwalkan breakdown maintenance pada mesin atau peralatan tersebut.


Contoh Breakdown Maintenance


Berikut adalah beberapa contoh breakdown maintenance yang umum dilakukan:


  • Perbaikan mesin produksi yang rusak karena kelebihan beban
  • Perbaikan kendaraan yang mogok di jalan
  • Perbaikan jaringan listrik yang padam
  • Perbaikan komputer yang tidak bisa menyala
  • Perbaikan peralatan yang memiliki spare part yang mudah diperoleh
  • Perbaikan komponen mesin yang memiliki life-span pendek, seperti baterai


Strategi Efektif dalam Mengelola Breakdown Maintenance


Untuk mengelola breakdown maintenance secara efektif, diperlukan strategi yang tepat. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diterapkan:


1. Melakukan analisis risiko


Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah melakukan analisis risiko untuk mengetahui peralatan atau mesin mana yang berpotensi mengalami breakdown. Analisis risiko dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data historis, melakukan inspeksi, atau menggunakan metode lainnya.


2. Membuat rencana pemeliharaan


Setelah risiko diketahui, langkah selanjutnya adalah mengembangkan rencana pemeliharaan. Rencana pemeliharaan harus mencakup jadwal pemeliharaan, jenis pemeliharaan yang akan dilakukan, dan sumber daya yang dibutuhkan.


3. Melakukan pelatihan bagi tenaga kerja


Tenaga kerja yang bertanggung jawab untuk melakukan breakdown maintenance harus memiliki keterampilan dan pengetahuan yang memadai. Oleh karena itu, perlu dilakukan pelatihan bagi tenaga kerja untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan mereka.


4. Memiliki stok suku cadang


Untuk mempercepat proses perbaikan, perlu memiliki stok suku cadang yang memadai. Stok suku cadang harus disesuaikan dengan jenis peralatan atau mesin yang digunakan.


5. Menggunakan teknologi


Teknologi dapat membantu untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan breakdown maintenance. Misalnya, dengan menggunakan sistem manajemen pemeliharaan (maintenance management system), perusahaan dapat melacak status peralatan atau mesin, membuat laporan pemeliharaan, serta menganalisis data pemeliharaan.


6. Berkolaborasi dengan pihak lain


Jika suatu perusahaan memiliki peralatan atau mesin yang kompleks, maka perusahaan tersebut dapat berkolaborasi dengan pihak lain untuk melakukan breakdown maintenance. Misalnya, berkolaborasi dengan perusahaan penyedia jasa pemeliharaan.


7. Bersikap proaktif


Sebaiknya perusahaan tidak hanya menunggu hingga peralatan atau mesin mengalami kerusakan untuk melakukan pemeliharaan. Perusahaan juga perlu bersikap proaktif dengan melakukan inspeksi serta pemeriksaan secara berkala untuk mendeteksi potensi kerusakan sejak dini.


Dengan menerapkan strategi yang tepat, breakdown maintenance dapat dikelola secara efektif dan efisien. Hal ini dapat membantu untuk mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah dan mengurangi biaya pemeliharaan. Namun, penting juga bagi perusahaan untuk mengetahui jenis-jenis maintenance lainnya supaya perusahaan bisa menentukan jenis pemeliharaan yang paling tepat untuk setiap kondisi yang dialami.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya