30 Agustus 2022

Kurikulum Merdeka Belajar

Jelajah Ilmu Academy “Road to Acer Smart School Awards 2022” mengadakan webinar dengan tema “Kurikulum Merdeka Belajar” yang diisi oleh Laila Rofiqotut Toyyibah, M.Pd. sebagai pengurus PGRI SLCC Jawa Timur. Dalam materi ini, akan ditekankan mengenai Kurikulum Merdeka yang akan mendorong siswa untuk beradaptasi dengan tantangan di abad ke-21 juga membahas mengenai konsep dan penerapan Kurikulum Merdeka.

Pembahasan kali ini penting karena dalam kurikulum merdeka ada banyak hal yang dipelajari diantaranya merdeka belajar dan merdeka mengajar. Kurikulum merdeka sendiri merupakan sebuah opsi dalam pemulihan pembelajaran, yang dirasa hilang dan menciptakan learning loss akibat pandemi. 

Kebijakan Kurikulum 

Kurikulum pendidikan pasti akan mengalami perubahan karena perkembangan jaman. Contohnya, kurikulum yang dipakai di tahun 1986, dimana banyak orang masih memakai sepeda kayuh, tidak akan mungkin bisa relevan dipakai saat ini dimana banyak sekali kendaraan yang lebih canggih. Sehingga tidak mungkin kurikulum tidak diubah jika perkembangan zaman tidak bisa dibendung. Kita juga harus menyiapkan anak-anak kita yang nantinya akan menjadi warga dunia. Untuk itu kurikulum juga harus disesuaikan dengan tuntutan dunia. 

Penerapan Kurikulum Merdeka didukung melalui penyediaan beragam perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan. Diantaranya: 

  1. Penyediaan perangkat ajar berupa buku teks dan bahan ajar pendukung
  • Perangkat ajar (buku, teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum operasional sekolah, serta modul ajar dan projek penguatan profil pelajar Pancania disediakan melalui platform digital bagi guru. Sekolah dapat melakukan pengadaan buku teks secara mandiri dengan BOS reguler atas dukungan pemda dan yayasan. 
  • Buku cetak, dapat dibeli menggunakan dana BOS melalui SiPlah atau cetak mandiri.
  1. Pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan pemda
  • Pelatihan mandiri bagi guru dan kepala sekolah melalui micro learning di aplikasi digital
  • Menyediakan berbagai narasumber dalam pelatihan kurikulum Merdeka misalnya melalui pengimbasan dari Sekolah Penagerak. 
  • Berbagai sumber belajar untuk guru dalam bentuk, e-book, video, podcasi dll yang dapat diakses daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flash disk). 
  • Guru membentuk komunitas belajar untuk, saling berbagi praktik baik dalam adaptasi kurikulum Merdeka, baik disekolah maupun di komunitasnya.
  1. Jaminan jam mengajar dan tunjangan profesi guru
  • Perubahan struktur mata pelajaran tidak merugikan guru 
  • Semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan Kurikulum 2013 akan tetap mendapatkan hak tersebut. 

Keunggulan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka ini banyak memiliki keunggulan jika mulai diterapkan. Keunggulan tersebut diantaranya:

  1. Lebih Sederhana dan Mendalam 

Fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru dan menyenangkan.

  1. Lebih Merdeka
  • Peserta didik: Tidak ada program peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
  • Guru: Guru mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik.
  • Sekolah: memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
  1. Lebih Relevan dan Interaktif

Pembelajaran melalui kegiatan proyek memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Karakteristik Kurikulum Merdeka Tiap Jenjang

Agar lebih memahami bagaimana Kurikulum Merdeka ini diterapkan pada tiap jenjang pendidikan, berikut adalah pembahasannya.

Penerapan Kurikulum Merdeka Pada Jenjang PAUD

Struktur Kurikulum untuk pendidikan anak usia dini terdiri dari kegiatan pembelajaran intrakurikuler, dan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran. 

Intisari kegiatan pembelajaran intrakurikuler adalah bermain bermakna sebagai perwujudan “Merdeka Belajar, Merdeka Bermain". Kegiatan yang dipilih harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan bermakna bagi anak. Kegiatan perlu didukung oleh penggunaan sumber-sumber belajar yang nyata dan ada di lingkungan sekitar anak. Sumber belajar yang tidak tersedia secara nyata dapat dihadirkan dengan dukungan teknologi dan buku bacaan anak.

Projek penguatan profil pelajar Pancasila bertujuan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak untuk PAUD). Penguatan profil pelajar Pancasila di PAUD dilakukan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional. 

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila menggunakan alokasi waktu kegiatan di PAUD. Alokasi waktu pembelajaran di PAUD usia 4 - 6 tahun paling sedikit 900 (sembilan ratus) menit per minggu. Alokasi waktu di PAUD usia 3 - 4 tahun paling sedikit 360 (tiga ratus enam puluh) menit per minggu.

Penerapan Kurikulum Merdeka Pada Jenjang Sekolah Dasar

Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga) Fase:

  1. Fase A untuk kelas I dan kelas II
  2. Fase B untuk kelas Ill dan kelas IV
  3. Fase C untuk kelas V dan kelas VI.

Sekolah dapat mengorganisasikan pembelajaran menggunakan pendekatan muatan mata pelajaran atau tematik. Proporsi beban belajar di SD/MI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

  1. Pembelajaran intrakurikuler
  2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 20% (dua puluh persen) beban belajar per tahun.

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik muatan maupun waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. 

Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila dari semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.

Penerapan Kurikulum Merdeka Pada Jenjang Sekolah Menengah Pertama

Beberapa perubahan terkait struktur mata pelajaran di SMP yaitu Informatika menjadi mata pelajaran wajib. Hal ini sebagai bentuk penyesuaian dengan perkembangan teknologI digital, Guru yang mengajar tidak harus memiliki latar belakang pendidikan informatika. Buku guru disiapkan untuk membantu guru-guru "pemula” dalam mata pelajaran ini. Pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan profi Pelajar Pancasila dilakukan minimal 3 kali dalam satu tahun ajaran.

Penerapan Kurikulum Merdeka Pada Jenjang Sekolah Menengah Atas

Beberapa perubahan yang akan dirasakan saat penerapan Kurikulum Merdeka pada siswa di SMA diantaranya:

  1. Program peminatan/penjurusan tidak diberlakukan.
  2. Di kelas 10, pelajar menyiapkan diri untuk menentukan pilihan mata pelajaran di kelas 11. Mata pelajaran yang dipelajari serupa dengan di SMP.
  3. Di kelas 11 dan 12, pelajar mengikuti mata pelajaran dari Kelompok Mapel Wajib, dan memilih mata pelajaran dari kelompok MIPA, IPS, Bahasa dan Keterampilan Vokasi sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. 
  4. Pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan minimal 3 kali dalam satu tahun ajaran.
  5. Pelajar menulis esai ilmiah sebagai syarat kelulusan.

Penerapan Kurikulum Merdeka Pada Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan

Beberapa perubahan yang akan dirasakan saat penerapan Kurikulum Merdeka pada siswa di SMK diantaranya:

  1. Dunia kerja dapat terlibat dalam pengembangan pembelajaran.
  2. Struktur lebah sederhana dengan dua kelompok, mata pelajaran, yaitu Umum dan Kejuruan, Persentase kelompok kejuruan meningkat dari 60% ke 70%.
  3. Penerapan pembelajaran berbasis proyek dengan mengintegrasikan mata pelajaran terkait
  4. Praktek Kerja Lapangan (PKL) menjadi mata pelajaran wajib minimal 6 bulan (1 semester)
  5. Pelajar dapat memlih mata pelajaran di luar program keahliannya
  6. Alokasi waktu khusus projek penguatan profil pelajar Pancasila dan Budaya Kerja untuk peningkatan soft skill (karakter dari dunia kerja)

Penerapan Kurikulum Merdeka Pada Jenjang Sekolah Luar Biasa

Beberapa perubahan yang akan dirasakan saat penerapan Kurikulum Merdeka pada siswa di SLB diantaranya:

  1. Capaian pembelajaran pendidikan khusus dibuat hanya untuk yang memiliki hambatan intelektual
  2. Untuk pelajar di SLB yang tidak memiliki hambatan intelektual, capaian pembelajarannya sama dengan sekolah reguler yang sederajat, dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum
  3. Sama dengan pelajar di sekolah reguler, pelajar di SLB juga menerapkan pembelajaran berbasis proyek untuk menguatkan Pelajar Pancasila dengan mengusung tema yang sama dengan sekolah reguler dengan kedalaman materi dan aktivitas sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan pelajar di SLB.

Itulah beberapa poin penting dalam webinar “Kurikulum Merdeka Belajar” yang disampaikan oleh Laila Rofiqotut Toyyibah, M.Pd. Pembahasan Kurikulum Merdeka yang mendalam ini diharapkan dapat menjadi bekal bapak dan ibu guru untuk menerapkan kurikulum merdeka di tahun ajaran baru nantinya. 

Bagi Anda yang tertarik mengikuti Acer Smart School Award, Anda bisa melihat seperti apa keseruan program ini mulai dari video pembekalan dari para narasumber hingga video presentasi para finalis dengan mengunjungi website https://www.acersmartschool.id/ dan YouTube Acer Indonesia.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya