14 September 2022

Merancang Game Based Learning (GBL)

Jelajah Ilmu Academy “Road to Acer Smart School Awards 2022” mengadakan pelatihan pada tanggal 3 Agustus 2022 dengan tema “Merancang Game Based Learning (GBL)” yang disampaikan oleh Ibu Aughya Shandriasti selaku Communication Manager Kummara Game Consultant, Co-Founder & Training Facilitator Yayasan Lunedara dan Co-Game Designer Card Game Rantai Makanan. 

Pelatihan ini membahas mengenai bagaimana menghadirkan kegembiraan belajar melalui Game Based Learning, tujuan Game Based Learning, hingga memilih dan menerapkan Game Based Learning yang tepat.

Memahami Game Based Learning

Game Based Learning adalah menggunakan game (permainan) untuk proses belajar.  Game sendiri adalah alat atau media yang memiliki 3 karakteristik, yaitu:

  1. Role: Dimana pemain memiliki peran/andil dan sudut pandang.
  2. Rules: Dimana pemain bisa mengambil keputusan, cara, strategi berdasarkan peran  dan/atau sudut pandang.
  3. Results: Dimana pemain mengetahui dan memahami konsekuensi/hasil dari keputusan, cara atau strategi yang diambil di bagian Rules.

Secara teknologi game dibagi menjadi 3, yaitu Digital (Playstation, Mobile Legend, PUBG), Non Digital (Permainan ular tangga), dan Physical (petak umpet, dsb)

Tujuan Game Based Learning adalah memantik rasa ingin tahu siswa terhadap sebuah topik/materi baru, sebagai jembatan untuk menyambungkan dari materi sebelumnya ke materi baru serta mengecek tingkat pemahaman siswa sebagai bagian dari asesmen formatif. Lalu kapan menerapkan Game Based Learning?

Game Based Learning bisa diterapkan saat awal pengenalan topik/materi baru dengan tujuan memantik rasa ingin tahu, misalnya untuk mengenalkan konsep, atau bisa juga saat pertengahan pembahasan topik/materi. Tidak perlu setiap pertemuan menerapkan Game Based Learning. Durasi bisa menyesuaikan jam mata pelajaran.

Memilih Game untuk Game Based Learning 

Saat memilih Game Based Learning ada beberapa pertimbangan yang bisa diperhatikan oleh Bapak dan Ibu guru, diantaranya:

  1. Putuskan apa yang ingin dihadirkan lewat game tersebut. Pilih game yang bisa mendukung apa yang diinginkan.
  2. Perhatikan sumber daya serta teknologi yang dimiliki.
  3. Pahami umur dan tingkat kedewasaan target pemain. Game untuk anak kelas 3 SD akan berbeda dengan kelas 3 SMP.
  4. Tanyakan, cari tahu dan pilah game yang disukai oleh anak.
  5. Tentukan format permainan yang mendukung anak.

Setelah mengetahui apa yang perlu dipertimbangkan, Ibu Aughya Shandriasti memberikan saran untuk penerapan Game Based Learning. 

  1. Menggunakan game yang sudah ada. Contoh seperti game dari Rumah Belajar, game dari Education.com, game dari Climate Centre yang mengangkat topik berat namun dengan cara yang menyenangkan, cocok untuk pembelajaran yang berbasis project
  2. Modifikasi game yang sudah ada. Berikan hal hal yang mendukung materi pelajaran supaya lebih pas saat dibawah ke kelas. Misalnya bermain game Bingo namun dengan tema tabel periodik, atau game ular tangga dengan tema perkalian/pembagian matematika.
  3. Membuat game baru. Game baru bisa 2 cara, menggunakan digital seperti Scratch dengan basis coding sederhana atau jika tidak punya keahlian coding bisa memanfaatkan materi yang ada.  

Pelaksanaan Game Based Learning

Pada dasarnya, saat menerapkan game di kelas sangat penting untuk guru memberikan pemahaman kepada murid, bahwa kita semua akan belajar tapi lewat bermain. Pelaksanaan Game Based Learning ini melewati 3 fase, antara lain:

  1. Fase Pembuka

Untuk memberikan pemahaman awal terkait seluruh proses sekaligus memotivasi para pembelajar untuk mau terlibat aktif.

  1. Fase Bermain 

Fase dimana para pembelajar bisa merasakan pengalaman langsung, mengambil keputusan, dan mencoba menyelesaikan berbagai tantangan yang ada.

  1. Fase Refleksi

Fase dimana para pembelajar kemudian coba merefleksikan berbagai hal yang telah ia pelajari dan mendapatkan pemahaman (learning point) yang utuh terkait segala hal yang telah ia lalui rasakan.

Protokol Game Based Learning

Untuk membantu Guru dalam menerapkan Game Based Learning dalam kelas, Guru bisa memperhatikan protokol Game Based Learning berikut ini:

  1. Planning: Memilih game, tujuan apa, materinya apa, durasinya berapa dsb.
  2. Briefing: Membangun rasa ingin tahu, memberikan informasi seputar game yang akan dimainkan, cara mainnya seperti apa peraturannya seperti apa. 
  3. Playing: Mengamati jalannya permainan, jangan ragu mengintervensi, memastikan permainan berjalan lancar dan turut bergembira saat bermain game.
  4. De-Brief: Memberikan pertanyaan yang memancing diskusi, misalnya seperti apa yang dirasakan saat bermain, apa strategi yang dilakukan untuk menang, apa yang kalian pelajari saat main tadi. Lalu merangkum jawaban dan menyambungkan ke materi. 
  5. Evaluation: Hal apa yang sudah baik, apa yang bisa diperbaiki, bagaimana memperbaikinya.

Itulah pembahasan mengenai “Merancang Game Based Learning (GBL)” yang disampaikan oleh Ibu Aughya Shandriasti. Semoga pembahasan kali ini menjadi salah satu cara yang bisa dicoba dan diterapkan oleh bapak dan ibu guru di kelas untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bisa membawa kebahagiaan selama proses mengajar di kelas. 

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya