10 Mei 2021
Pengertian Soft Skill dan Contohnya dalam Pendidikan
Apa itu soft skill? Barangkali Anda kerap mendengar istilah tersebut dalam dunia profesional. Istilah tersebut jadi dasar kemampuan yang harus dikembangkan setiap orang, baik di dunia kerja maupun di kehidupan sehari-hari. Selain itu, ada juga hard skill yang tak kalah penting dimiliki.
Untuk memiliki dua hal tersebut, tidak bisa didapatkan secara cepat dan spontan dan perlu dikembangkan sejak anak menempuh pendidikan. Maka dari itu, pendidikan soft skill maupun hard skill tentu menjadi kebutuhan urgen dalam dunia pendidikan.
Lalu, apa itu pengertian soft skill? Apa perbedaannya dengan hard skill? Kemudian, apa saja soft skill yang harus dikembangkan dalam dunia pendidikan? Simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Soft Skill Menurut Para Ahli
Menurut Klaus (2007), soft skill meliputi personal, sosial, komunikasi, dan perilaku manajemen diri, yang mencakup spektrum yang luas. Kemudian, Zhang (2012) membuat definisi bahwa soft skills adalah keterampilan interpersonal, seperti komunikasi, kerja sama tim, dan manajemen konflik. Lalu, menurut Elfindri dkk. (2010:67), soft skill adalah keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk diri sendiri (intrapersonal), maupun berkelompok atau bermasyarakat (interpersonal).
Yuliani (2012), mendefinisikan soft skill adalah bentuk kompetensi perilaku. Makanya dikenal sebagai keterampilan interpersonal, yang mencakup keterampilan komunikasi, resolusi konflik dan negosiasi, efektivitas pribadi, pemecahan masalah secara kreatif, dan sebagainya.
Sementara menurut Widhiarso (2009), soft skill adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Soft skill merupakan kemampuan yang tidak nampak dan seringkali berhubungan dengan emosi manusia.
Dari pendapat para ahli, ditarik garis besar pengertian soft skill, yaitu keterampilan interpersonal yang berhubungan dengan kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang lain secara efektif. Singkatnya, soft skill yang dimiliki seseorang menunjukkan bagaimana dia berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya.
Perbedaan Soft Skill dengan Hard Skill
Pengertian hard skill adalah kemampuan yang dibutuhkan untuk sebuah pekerjaan. Hard skill biasanya disebut dengan keterampilan teknis –adalah jenis keterampilan yang sifatnya bisa langsung terlihat dan dipraktikkan. Kemampuan ini bisa diperoleh dari edukasi formal seperti sekolah, perkuliahan, atau program lain seperti seminar, magang, kelas online, dan training di perusahaan.
Jika hard skill merupakan sesuatu yang bisa diraih dan dipelajari, soft skill merupakan atribut ‘bawaan’ Anda sebagai individu. Hal ini bisa dipelajari dengan lebih banyak berinteraksi pada orang lain dan melatih kepekaan terhadap lingkungan.
Biasanya, hard skill juga diukur dari seberapa fasih Anda pada kemampuan yang dikuasai, seperti tingkat kefasihan bahasa asing, seberapa cepat dalam mengetik, dan lain sebagainya. Dari pengaplikasian hard skill berpotensi berdampak pada soft skill seseorang.
Baca juga: Pendidikan Karakter: Pengertian, Manfaat, dan Penerapannya
Daftar Soft Skill yang Wajib Dilatih dalam Pendidikan
Mendapat gelar pendidikan atau selalu jadi juara kelas memang penting. Akan tetapi, akan lebih sempurna jika Anda juga memiliki kemampuan untuk bekerja baik dalam tim dan mudah beradaptasi. Hal itu akan menunjukkan bahwa Anda memang banyak mendapatkan ilmu selama sekolah daripada hanya sebatas ijazah. Perlu diketahui, tanpa soft skill, Anda bisa kalah saing dengan orang lain.
Lalu, apa saja yang harus dikembangkan? Berikut, soft skill wajib yang perlu dimiliki oleh semua orang, terutama dikembangkan mulai dari pendidikan.
1. Kemampuan Komunikasi
Sebagai murid, Anda mungkin harus banyak riset, membaca, menulis, dan sebagainya. Cara mendapatkan kemampuan ini dapat dimulai dari menjadi pendengar yang baik. Ketika guru menjelaskan sesuatu di dalam kelas, misalnya. Sebagai murid, wajib mendengarkan apa yang dibicarakan dan diaplikasikan dalam prose belajar.
Dari mulai mendengarkan dengan baik, maka murid atau guru juga belajar berkomunikasi dengan baik. Jika keduanya dikuasai, Anda bisa menjadi komunikator yang baik. Cara lain untuk mengembangkan kemampuan ini adalah dengan cara merekam percakapan. Setiap Anda mendengarkannya, Anda akan tahu apa yang kurang dari kemampuan berkomunikasi yang dimiliki.
2. Berpikir Kritis
Melatih soft skill ini bisa dengan dua hal: membaca buku dan melakukan debat/diskusi. Kedua hal tersebut dapat memicu perkembangan cara berpikir kritis. Alasannya, membaca dapat membantu Anda mengenal lebih banyak kosa kata, membuka wawasan, dan memperdalam pembelajaran tentang berbagai topik.
Selain membaca buku, Anda juga perlu sering melakukan debat/diskusi. Bisa dengan teman sekelas, guru, keluarga, dan sebagainya. Untuk melatih, tidak perlu mendiskusikan hal-hal yang terlalu berat. Guru dan murid bisa sekadar membahas isu-isu hangat di sekitar, seperti film dan buku yang baru saja di baca.
3. Kepemimpinan
Bagaimana cara melatih kepemimpinan? Hal yang harus dilakukan adalah menjadi berani terlebih dulu. Baik guru maupun murid harus siap untuk menjadi pemimpin kapan pun kesempatan itu datang. Aspek ini menitikberatkan pada kemampuan pengambilan keputusan di masa pelik, dan bagaimana menangani orang banyak di situasi tertentu.
Maka dari itu, soft skill yang termasuk dalam kategori kepemimpinan meliputi: Kemampuan manajemen konflik, pengambilan keputusan, kemampuan mentoring, kemampuan supervisi, dan lain sebagainya.
4. Positif dan Percaya Diri
Sikap positif dan percaya diri juga perlu dikembangkan. Dari berpikiran positif, munculah sikap percaya diri dan tidak mudah menyerah. Dengan berpikiran positif, Anda juga lebih mudah untuk beradaptasi, bekerja sama, mampu mengerjakan tugas dengan baik, serta melakukan banyak hal positif lainnya.
Sikap positif juga bisa memicu rasa ingin tahu, kreatif, dan inovatif. Ketiga hal ini juga berguna dalam hal penyelesaian masalah. Dari sikap positif dan percaya diri, muncul kreativitas dan inovasi akan membantu Anda untuk mencari solusi paling efisien dari masalah yang sedang dihadapi.
Baca juga: 6 Website Kursus Online untuk Memaksimalkan Belajar
5. Manajemen Waktu
Baik guru maupun murid harus pintar dalam mengatur waktu. Manajemen waktu yang dikembangan sejak bangku sekolah akan memunculkan disiplin diri sejak dini.
Porsi waktu yang diberikan pada setiap kegiatan menunjukkan diri Anda tahu bagaimana mengelola beban kerja. Kemampuan Anda untuk selalu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan deadline juga merupakan bukti keterampilan manajemen waktu yang baik.
6. Kerja Sama dan Kolaborasi
Menjadi seseorang yang bisa diajak bekerja sama di dalam tim penting untuk karir di masa depan. Memang hebat bagi seseorang yang mampu bekerja sangat baik jika sendirian. Namun, itu bukan soft skill jika ternyata Anda kesulitan ketika harus bekerja sama atau berkolaborasi dengan orang lain.
Jika lebih nyaman kerja sendirian, hal tersebut malah akan menyusahkan diri sendiri, bahkan menghambat kerja tim. Maka dari itu, Anda harus mengasah keterampilan yang satu ini. Bagi guru, hal ini bisa diterapkan pada aktivitas belajar kelompok murid setiap harinya.
7. Beretika
Mengembangkan soft skill seseorang mengenai etika harus dilakukan sejak anak-anak. Karena walaupun murid pintar, memiliki kemampuan di atas rata-rata, tapi tidak diimbangi dengan etika yang baik, sang murid bisa tidak disukai oleh teman-teman sekelasnya.
Dengan memiliki etika yang baik, murid akan berhasil membangun hubungan positif dengan teman bahkan rekan kerja tim. Beberapa kemampuan yang harus dimiliki, antara lain integritas, gigih, manajemen waktu, perhatian yang detail, dan teamwork.
Baca juga: 8 Aplikasi Video Conference untuk Proses Belajar Interaktif
Kesimpulannya, pendidikan soft skill dapat membantu guru dan murid di masa depan belajar dengan lebih mudah dan efisien. Tidak hanya itu, Soft skill yang dimiliki juga akan membentuk kepribadian murid saat mereka tumbuh dewasa. Semoga informasi ini bermanfaat untuk guru dan murid dalam memaksimalkan peran mereka masing-masing.