30 Agustus 2022

Standar Nasional Penjamin Mutu Sekolah

Jelajah Ilmu Academy - Road to Acer Smart School Awards 2022, kembali mengadakan webinar yang kesebelas pada tanggal 9 Juni 2022, pukul 13.30 - 15.30 WIB dengan tema “Standar Nasional Penjamin Mutu Sekolah” dengan pembicara Dr. Eva Handriyantini, S.Kom. M.T. sebagai Pakar Kendali Mutu Pendidikan Tinggi. Bahasan pada webinar kali ini adalah mengenai konsep mutu dan kepemimpinan, konsep manajemen kualitas total dan standar nasional pendidikan dan penjamin mutu sekolah, serta bagaimana membangun pendidikan yang basisnya penjaminan mutu.

Webinar ini diawali dengan membahas tentang konsep VUCA. VUCA sendiri adalah singkatan dari Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity. Berikut penjelasan untuk masing-masing:

  1. Volatility adalah munculnya tantangan baru yang penyebabnya sulit atau tidak bisa diidentifikasi. Dipakai para pemimpin untuk membuat strategi dalam organisasi. 
  2. Uncertainty adalah ketidakpastian karena banyak faktor seperti faktor ekonomi, faktor politik dsb
  3. Complexity adalah permasalahan yang lebih kompleks dan beragam sehingga tidak bisa didekati dengan satu teori atau satu keilmuan saja
  4. Ambiguity adalah sesuatu yang membingungkan dan terkadang kita tidak mengetahui jawabannya. 

Saat ini kita berada di abad 21, dimana kita berada pada dunia VUCA. Mengapa disebut dengan dunia VUCA? Hal ini diakibatkan oleh globalisasi, perkembangan teknologi, masyarakat informasi, dan pandemi Covid 19. Saat kita mengarah ke dunia digital atau mengarah ke VUCA.

Jika kita kembali ke beberapa waktu lalu, dalam pendidikan tradisional, beberapa hal berikut umumnya terjadi di sekolah: 

  1. Siswa dituntut untuk menghafalkan ilmu yang diberikan oleh gurunya 
  2. Setiap siswa harus melakukan dan berpikir dengan cara yang sama seperti yang diinstruksikan oleh guru.
  3. Menghasilkan pekerja
  4. Menghilangkan karakteristik individu
  5. Mengurangi kreativitas
  6. Memperlakukan siswa sebagai mesin untuk diberi pengetahuan

Sementara pendidikan di dunia VUCA memiliki ciri-ciri seperti berikut ini:

  1. Siswa dapat beradaptasi, mengerjakan pertanyaan atau masalah, dimana tidak ada jawaban yang mutlak benar, tetapi memaniaatian pengetahuan untun memecahkanny
  2. Mengembangkan keterampilan berpikir kreatif sehingga siswa dapat beradaptasi dengan dunia yang berubah dengan cepat.
  3. Mengembangkan keterampilan belajar sepanjang hayat sehingga siswa dapat terus memperbarui pengetahuan mereka sesuai dengan waktu

Mutu dan Penjaminan

Mengapa mutu penting? Sebelum mutu menjadi budaya maka Bapak dan Ibu Guru akan bekerja keras sepanjang masa. Namun, jika mutu sudah menjadi budaya maka Bapak dan Ibu Guru sudah bergerak maju.

Lalu muncul pertanyaan, Program Penjaminan Mutu (SPM) telah dilaksanakan, perangkatnya telah disiapkan, dokumen telah dibangun, investasi jutaan rupiah telah dikeluarkan, namun perbaikan mutu yang diharapkan tidak kunjung dapat dirasakan dan tidak ada perubahan signifikan, bahkan tragisnya semua pelaksana menjadi apatis. Mengapa hal ini dapat terjadi?

Hal ini karena Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) hanya diterapkan secara formalitas belaka, standar dan dokumen SPMI lainnya disusun sekedarnya dan budaya mutu tidak dibangun.

Budaya mutu sendiri merupakan sistem nilai dari sebuah organisasi yang menghasilkan keadaan lingkungan yang kondusif dalam pembentukan perbaikan yang berkelanjutan dalam segi mutu dan terdiri dari nilai-nilai, tradisi, prosedur, dan harapan yang mengedepankan mutu. Menurut Oxford University Press, mutu/kualitas adalah suatu standar atau ukuran dari sesuatu ketika dibandingkan dengan hal lain yang sama. 

Pemahaman mutu atau kualitas, tidak hanya tugas kepala dan wakil sekolah tetapi juga guru, murid, orang tua sampai dengan bagian kebersihan. Sehingga jika setiap orang dalam organisasi berhasil menanamkan kesadaran kualitas pada semua proses maka akan menuju pada Total Quality Management (TQM) atau Manajemen Kualitas Total. 

4 Pilar utama dalam Total Quality Management (TQM)

  1. Organisasi harus fokus, pertama dan terutama, pada pemasok dan pelanggannya (Pemangku kepentingan).
  2. Setiap orang dalam organisasi harus mengembangkan diri secara berkelanjutan (continuous improvement), baik secara pribadi maupun bersama-sama.
  3. Organisasi harus dilihat sebagai sistem, dan pekerjaan yang dilakukan orang dalam sistem harus dilihat sebaçai proses yang berkelanjutan.
  4. Keberhasilan manajemen kualitas total adalah tanggung jawab manajemen puncak.

6 Langkah dalam Total Quality Management (TQM

  1. Komitmen Manajemen Puncak
  2. Tentukan kondisi kualitas saat ini
  3. Tentukan strategi kualitas
  4. Mendidik manajemen di TQM
  5. Meningkatkan kesadaran kualitas di mana pun
  6. Institut perbaikan yang tidak pernah berakhir.

Standar Penjaminan Mutu Pendidikan

Penjaminan mutu pendidikan adalah suatu mekanisme yang sistematis, terintegrasi, dan berkelanjutan untuk memastikan bahwa seluruh proses penyelenggaraan pendidikan telah sesuai dengan standar mutu. Sistem penjaminan mutu memiliki fungsi sebagai pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu. Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPMI) Dikdasmen dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) Dikdasmen

SPMI Dikdasmen adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas kebijakan dan proses yang terkait untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan yang dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah untuk menjamin terwujudnya Pendidikan bermutu yang memenuhi atau melampaui SNP. SPMI dinilai berhasil jika memenuhi 3 indikator berikut:

  1. Indikator keluaran, meliputi kemampuan satuan pendidikan menjalankan seluruh siklus penjaminan mutu serta keberadaan organisasi penjaminan mutu pendidikan di satuan pendidikan.
  2. Indikator hasil, yaitu apakah proses pembelajaran serta pengelolaan satuan pendidikan sudah berjalan sesuai standar.
  3. Indikator dampak, di antaranya terbangunnya budaya mutu di satuan pendidikan sera adanya peningkatan mutu hasil belajar.

Faktor penentu keberhasilan SPMI antara lain budaya organisasi, kepemimpinan kepala sekolah yang efektif, partisipasi pemangku kepentingan, komitmen dan konsistensi seluruh pemangku kepentingan, akuntabilitas, transparansi, dan integritas.

Sementara Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME) Dikdasmen, adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan fasilitasi dan penilaian melalui akreditasi untuk menentukan kelayakan dan tingkat pencapaian mutu satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah. SPME Dikdasmen dilaksanakan oleh unit di luar satuan pendidikan. 

SPME Dikdasmen direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan dikembangkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, BSNP, dan BAN-S/M sesuai dengan kewenangannya. Siklus SPME Dikdasmen dilaksanakan oleh pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya yang terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: siklus fasilitasi peningkatan mutu (pemerintah pusat/provinsi/kota/kabupaten), siklus pengembangan standar mutu Pendidikan dasar dan menengah (BNSP), siklus akreditasi satuan Pendidikan (BAN-S/M),

Itulah beberapa bahasan mengenai standar nasional penjamin mutu sekolah. Keberhasilan pelaksanaan SPMI maupun SPME satuan pendidikan, tidak terlepas dari kemampuan sekolah dalam menerapkan budaya mutu. Budaya mutu harus dirancang, dilaksanakan secara konsisten, dilakukan monitoring serta evaluasi, serta ditingkatkan sebagai bagian dari proses penjaminan mutu, untuk memastikan semua program berjalan sesuai standar serta tantangan masa depan.

Bagi Anda yang tertarik mengikuti Acer Smart School Award, Anda bisa melihat seperti apa keseruan program ini mulai dari video pembekalan dari para narasumber hingga video presentasi para finalis dengan mengunjungi website https://www.acersmartschool.id/ dan YouTube Acer Indonesia.

Bagikan Artikel

Artikel Lainnya