28 Oktober 2021
Teknik Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Guru dan Contohnya
Secara terminologi, Kepala Sekolah berasal dari dua kata yakni “kepala” dan “sekolah”. Kata “kepala” dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu organisasi atau lembaga. Sedangkan “sekolah” diartikan sebagai suatu lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran.
Mengacu pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990, Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah.
Maka dari itu Kepala Sekolah sedikitnya juga harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator, motivator dan “orang terdepan” yang mewakili sekolah. Namun seiring berkembangnya zaman menuju globalisasi seharusnya Kepala Sekolah dapat menyesuaikan diri sesuai dengan fungsinya sebagai Kepala Sekolah yang profesional.
Nah, salah satu tugas kepala sekolah adalah menjadi supervisor bagi guru. Supervisi adalah proses pembimbingan guru yang wajib dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya agar dapat meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa.
Melalui supervisi, kepala sekolah harus membantu guru memecahkan masalah yang dihadapi terkait dengan pembelajaran. Dengan demikian supervisi akademik amatlah penting dilaksanakan sebagai suatu upaya penjaminan mutu pembelajaran di tingkat satuan pembelajaran. Maka seperti yang sudah disinggung di bagian terdahulu bahwa kepala sekolah juga memiliki tugas untuk mengayomi guru.
Pelaksanaan supervisi guru juga diatur dalam Permendiknas No.19 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Pendidikan. Kepala Sekolah sebagai pemimpin lembaga wajib melaksanakan supervisi pembelajaran. Dalam standar pelayanan minimal pendidikan dasar dinyatakan bahwa supervisi pembelajaran dilaksanakan minimal dua kali dalam satu semester terhadap masing-masing guru. Maka setiap satuan pendidikan perlu menyusun program supervisi di awal tahun ajaran.
Supervisi guru harus dilakukan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Untuk kepala sekolah dalam tingkat manajerial, supervisi juga berguna manajemen dan administrasi guru kelas maupun guru mata pelajaran. Selain itu supervisi juga meningkatkan layanan profesionalisme guru kepada peserta didik sekaligus mengevaluasi kinerja guru.
Tahapan Supervisi Guru
Prosedur supervisi berlangsung dalam suatu siklus antara lain: tahap pendahuluan, tahap pengamatan dan tahap evaluasi. Pada tahap pendahuluan, kepala sekolah dan guru bersama-sama membicarakan rencana metode supervisi kepala sekolah. Pada tahap berikutnya guru melatih kemampuan mengajar berdasarkan komponen keterampilan yang telah disepakati dalam pertemuan pendahuluan.
Kepala Sekolah mengamati dan mencatat atau merekam tingkah laku guru ketika mengajar berdasarkan komponen keterampilan yang telah disepakati oleh guru dan kepala sekolah. Kepala sekolah juga perlu mengadakan observasi dan mencatat tingkah laku siswa di kelas serta interaksi antara guru dan siswa.
Saat melakukan observasi, Kepala Sekolah harus mengusahakan data yang objektif dalam menganalisis dan menginterpretasikan secara kooperatif dengan guru tentang apa yang telah berlangsung dalam mengajar. Hal ini perlu sebagai rujukan dan pedoman terhadap proses pembinaan dan peningkatan kemampuan profesionalisme guru selanjutnya dalam bidang tersebut.
Dalam proses evaluasi terhadap berbagai cara pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, setiap alternatif pemecahan masalah dipelajari kemungkinan keterlaksanaannya dengan cara mempertimbangkan faktor-faktor peluang yang dimiliki seperti fasilitas dan kendala yang mungkin dihadapi. Alternatif pemecahan masalah yang paling mungkin dilakukan adalah dengan mempertimbangkan faktor-faktor pendukung yang dapat membantu pemecahan masalah dibandingkan dengan kendala yang dihadapi.
Baca Juga: Kisah 5 Sekolah yang Berhasil Menerapkan Inovasi Pembelajaran Saat Pandemi
Teknik Supervisi Kepala Sekolah terhadap Guru
Untuk melaksanakan supervisi secara efektif, efisien dan objektif, Kepala Sekolah harus memiliki keterampilan konseptual, interpersonal (komunikasi antar pribadi) dan teknis. Maka dari itu Kepala Sekolah juga perlu memahami berbagai teknik supervisi guru. Menurut Gwyn seperti dikutip dalam Kementerian Pendidikan Nasional, 2010:23, ada dua macam teknik supervisi akademik, yakni: individual dan kelompok (Kemdiknas, 2010b).
- Teknik Supervisi Individual
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi yang dilakukan terhadap guru secara perorangan. Supervisor berhadapan dengan seorang guru untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru tersebut. Teknik supervisi individual ini dapat dilakukan dengan lima cara, yaitu kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan menilai diri sendiri.
- Kunjungan Kelas
Kunjungan kelas adalah teknik supervisi guru oleh kepala sekolah sebagai supervisor untuk mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi dan menolong guru mengatasi kesulitan dan masalah di dalam kelas. Kepala Sekolah boleh menginformasikan terlebih dahulu kepada guru yang mengampu pelajaran, boleh juga tidak. Tergantung Kepala Sekolah ingin mengetahui permasalahan apa yang ingin diketahui.
- Observasi Kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data objektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran. Lewat tahapan ini Kepala Sekolah dapat menilai variasi metode pengajaran yang dilakukan guru dan reaksi mental dari peserta didik saat menerima materi.
- Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor guru. Dialog antara Kepala Sekolah sebagai supervisor dan guru dapat berlangsung di ruang kelas ketika siswa istirahat atau Kepala Sekolah bisa menyediakan waktu khusus untuk berbicara di ruang kepala sekolah atau ruang rapat.
- Kunjungan Antar Kelas
Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Metode yang satu ini memerlukan perencanaan yang matang. Guru-guru yang saling mengunjungi juga perlu diseleksi.
- Menilai Diri
Menilai diri adalah penilaian diri yang dilakukan oleh diri sendiri secara objektif. Untuk maksud itu diperlukan kejujuran diri sendiri. Kepala Sekolah bisa membuat kuesioner yang berisi pertanyaan terbuka dan tertutup dengan tidak perlu menyebut nama siswa. Bisa juga dengan mencatat aktivitas para siswa dalam suatu catatan.
Baca Juga: Sekolah Ramah Anak Sebagai Pilihan Ideal dan Aman untuk Belajar Anak
- Teknik Supervisi Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu dan belajar bersama-sama.
Tidak ada cara yang benar-benar tepat dan benar-benar salah untuk melakukan supervisi guru. Maka dari itu, Kepala Sekolah harus mengetahui aspek atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang sedang dibina melalui supervisi akademik.
Berikut ini adalah contoh tabel Instrumen Supervisi Kepala Sekolah terhadap Guru yang bisa digunakan:
INSTRUMEN SUPERVISI AKADEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI OBSERVASI KELAS
Nama Sekolah: Kelas/ Mapel:
Nama Guru: Tahap:
No | Fokus Pengamatan | Keterangan | ||||
Ada | TidakAda | |||||
1 | 2 | 3 | 4 | |||
A. Kegiatan Pendahuluan | ||||||
1 | Melakukan apersepsi dan motivasi | |||||
2 | Menyiapkan fisik dan psikis peserta dalam mengawali kegiatan pembelajaran | |||||
3 | Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan pengalaman peserta didik dalam perjalanan menuju sekolah atau dengan tema sebelumnya | |||||
4 | Mengajukan pertanyaan yang ada keterkaitan dengan tema yang dibelajarkan | |||||
5 | Mengajak peserta didik berdinamika melakukan sesuatu kegiatan yang terkait dengan materi | |||||
B. Kegiatan Inti | ||||||
B.1 | Guru menguasai materi yang diajarkan | |||||
1 | Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran | |||||
2 | Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang diintegrasikan secara relavan dengan perkembangan, Iptek, dan kehidupan nyata | |||||
3 | Menyajikan materi dalam tema secara sistematis dan gradasi (dari yang mudah ke sulit, dari konkret ke abstrak) | |||||
B.2 | Guru menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik | |||||
1 | Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai | |||||
2 | Melakukan pembelajaran secara urut | |||||
3 | Menguasai kelas dengan baik |
No | Fokus Pengamatan | Keterangan | ||||
Ada | TidakAda | |||||
1 | 2 | 3 | 4 | |||
B.2 | Guru menerapkan strategi pembelajaran yang mendidik | |||||
4 | Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual | |||||
5 | Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect) | |||||
6 | Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan | |||||
B.3 | Guru menerapkan pendekatan saintifik | |||||
1 | Menyajikan topik atau materi yang mendorong peserta didik melakukan kegiatan mengamati | |||||
2 | Memancing peserta didik untuk bertanya | |||||
3 | Menyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi atau data | |||||
4 | Menyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk mengasosiasikan/ mengolah informasi | |||||
5 | Menyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk terampil mengomunikasikan hasil secara lisan maupun tertulis | |||||
B.4 | Aspek yang diamati | |||||
1 | Memancing peserta didik untuk bertanya | |||||
2 | Menyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi/data | |||||
3 | Menyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk mengasosiasikan/ mengolah informasi | |||||
4 | Menyajikan kegiatan yang mendorong peserta didik untuk terampil mengomunikasikan hasil secara lisan maupun tertulis | |||||
B.5 | Guru melaksanakan penilaian autentik | |||||
1 | Mengamati sikap dan perilaku peserta didik dalam mengikuti pelajaran | |||||
2 | Melakukan penilaian keterampilan peserta didik dalam melakukan aktivitas individu/kelompok | |||||
3 | Mendokumentasikan hasil pengamatan sikap perilaku dan keterampilan peserta didik |
No | Fokus Pengamatan | Keterangan | ||||
Ada | TidakAda | |||||
1 | 2 | 3 | 4 | |||
B.6 | Guru memanfaatkan sumber belajar/media dalam pembelajaran | |||||
1 | Menunjukkan keterampilan dalam pemanfaatan sumber belajar | |||||
2 | Menunjukkan keterampilan dalam penggunaan media pembelajaran | |||||
3 | Menghasilkan media pembelajaran yang menarik | |||||
4 | Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar | |||||
5 | Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media pembelajaran | |||||
B.7 | Guru memicu dan/atau memelihara keterlibatan peserta didik dalampembelajaran | |||||
1 | Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik melalui interaksi guru, peserta didik, dan sumber belajar | |||||
2 | Merespons positif partisipasi peserta didik | |||||
3 | Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons peserta didik. | |||||
4 | Menunjukkan hubungan pribadi yang kondusif | |||||
5 | Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme peserta didik dalam pembelajaran | |||||
B.8 | Guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran | |||||
1 | Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar | |||||
2 | Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar | |||||
3 | Menyampaikan pesan dan gaya yang sesuai | |||||
C. Kegiatan Penutup | ||||||
C.1 | Guru mengakhiri pembelajaran dengan efektif | |||||
1 | Melakukan refleksi secara efektif | |||||
2 | Memberikan tindak lanjut |
Catatan KS (Analisis Kekuatan dan Kelemahan Hasil Supervisi): Tindak Lanjut KS:
Catatan Pengawas:
................... , ..............................
Pengawas, Kepala Sekolah,
NIP NIP